Selasa, 18 November 2014

Puisi

Tornado Kekorupsian
Oleh : Reza Ulfa Rosiana



Ini kali saat menentukan
Perputaran roda derita tak kunjung berbalik arah
Tak mampu kami melawan tornado kekorupsian
Ia mampu membanting kami, melahap tubuh kami
Membunuh hati kami, menggantung diri kami
Jadi debu-debu sampah tak berdaur ulang

Seuntai benang kusut kami jadikan modal
Sehelai kain merah pun ikut kami jadikan modal
Mendemonstrasikan kepedihan lubuk hati kami
Dalam ukiran kekecewaan
Menetap menjadi batu tulis kenangan kami
Mungkin juga kami bawa ke liang lahat

Masih tersisa segenggam dendam
Kami wariskan anak cucu kami
Biar mereka berjuang untuk kami yang telah mati
Dan pada periode kemajuan zaman
Mereka akan meneriakkan, suara hati kami
Kemanakah hak-hak kami!
Mana harta kami yang kau rampas!
Dan kemanakah kau bawa guratan janji-janji seribu bahasa!

Lihatlah kau para petinggi-petinggi negeri
Kuasamu kau sulap jadi kesempatan
Kewajiban yang tak penuh tanggung jawab
Mempersembahkan bagi kami kehidupan tak layak hidup

Semakin ke depan waktu terus memutar roda dimensinya
Maka kami akan semakin terdorong
Terkubur hingga ke bawah palung lautan sekalipun
Dan ketika waktu telah dipermainkan kedewasaan manusia
Maka merupakan hal yang mudah untuk mengubah bumi

Tapi kami masih di sini
Roda dimensi waktu kami masih tetap berhenti di bawah
Daya pikir kami tak mampu mengubah kehidupan yang seadanya

Dalam tengadah kami
Para petinggi-petinggi negerilah yang akan membalikkan kehidupan kami
Pikir kami, mereka yang tersebut wakil rakyatlah
Mampu mengubah pandangan kami dari jeruji kemiskinan
Tapi, kesempatan mengubah visi dan misi mereka
Dalam menjalankan amanat negara
Menjadi sebuah kepentingan yang lebih spesifik dan privat

Sungguhlah sudah kami hidup dalam remang-remang,
Sinar kehidupan dalam puncak derajat kian meninggi
Sinar gemerlap peradaban singkat
Sungguh kami tertinggal jauh kian ke belakang
Dalam menghadapi kemajuan dunia
Sungguh para pemimpin nan kejam
Dimanakah mereka tempatkan nurani mereka!
Dimanakah kepekaan seorang pemimpin pada rakyatnya!
Mengapa korupsi kian merebak ?

Dan inilah realita di masa kini, kami sarat akan naungan kemiskinan

Dan inilah realita di masa kini, mereka sarat akan gemerlapan duniawi
Share: