Tornado
Kekorupsian
Oleh
: Reza Ulfa Rosiana
Ini kali saat menentukan
Perputaran roda derita tak kunjung
berbalik arah
Tak mampu kami melawan tornado
kekorupsian
Ia mampu membanting kami, melahap
tubuh kami
Membunuh hati kami, menggantung diri
kami
Jadi debu-debu sampah tak berdaur
ulang
Seuntai benang kusut kami jadikan
modal
Sehelai kain merah pun ikut kami
jadikan modal
Mendemonstrasikan kepedihan lubuk hati
kami
Dalam ukiran kekecewaan
Menetap menjadi batu tulis kenangan
kami
Mungkin juga kami bawa ke liang lahat
Masih tersisa segenggam dendam
Kami wariskan anak cucu kami
Biar mereka berjuang untuk kami yang
telah mati
Dan pada periode kemajuan zaman
Mereka akan meneriakkan, suara hati
kami
Kemanakah hak-hak kami!
Mana harta kami yang kau rampas!
Dan kemanakah kau bawa guratan
janji-janji seribu bahasa!
Lihatlah kau para petinggi-petinggi
negeri
Kuasamu kau sulap jadi kesempatan
Kewajiban yang tak penuh tanggung
jawab
Mempersembahkan bagi kami kehidupan
tak layak hidup
Semakin ke depan waktu terus memutar
roda dimensinya
Maka kami akan semakin terdorong
Terkubur hingga ke bawah palung lautan
sekalipun
Dan ketika waktu telah dipermainkan
kedewasaan manusia
Maka merupakan hal yang mudah untuk
mengubah bumi
Tapi kami masih di sini
Roda dimensi waktu kami masih tetap
berhenti di bawah
Daya pikir kami tak mampu mengubah
kehidupan yang seadanya
Dalam tengadah kami
Para petinggi-petinggi negerilah yang akan
membalikkan kehidupan kami
Pikir kami, mereka yang tersebut wakil
rakyatlah
Mampu mengubah pandangan kami dari
jeruji kemiskinan
Tapi, kesempatan mengubah visi dan
misi mereka
Dalam menjalankan amanat negara
Menjadi sebuah kepentingan yang lebih
spesifik dan privat
Sungguhlah sudah kami hidup dalam
remang-remang,
Sinar kehidupan dalam puncak derajat
kian meninggi
Sinar gemerlap peradaban singkat
Sungguh kami tertinggal jauh kian ke belakang
Dalam menghadapi kemajuan dunia
Sungguh para pemimpin nan kejam
Dimanakah mereka tempatkan nurani
mereka!
Dimanakah kepekaan seorang pemimpin
pada rakyatnya!
Mengapa korupsi kian merebak ?
Dan inilah realita di masa kini, kami
sarat akan naungan kemiskinan
Dan inilah realita di masa kini,
mereka sarat akan gemerlapan duniawi